Semeru Ocean - Seperti halnya manusia, karakter juga melekat pada sebuah kopi. Maka tak heran asal kopi juga bisa menentukan karakteristiknya, itu bisa terlihat dari dari mana kopi tersebut tumbuh, yang kemudian berimplikasi pada aroma dan rasa.
Karakter kopi sendiri sejatinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga salah satunya apa saja yang ditanam di sekitar tumbuhan kopi, hingga bisa mempengaruhi aromanya. Hal ini pula yang kemudian dapat membentuk keasaman, aroma, sampai body berbeda-beda.
Nah, pada tulisan kali ini, Semeru Ocean akan coba mengulas bagaimana kita mengenal karakter kopi berdasarkan asalnya. Setidaknya akan ada tujuh kopi asal Nusantara yang akan dikupas tuntas, mulai dari Toraja, Lampung, sampai hingga Bajawa.
7 Karakter kopi asal Nusantara
Kopi Aceh Gayo
Karakter kopi yang paling kuat dari Aceh Gayo ini adalah aromanya yang sangat tajam. Selain itu, kopi Gayo juga tidak memberi bekas rasa pahit yang lekat di lidah setelah meminumnya, berbeda dengan kebanyakan jenis kopi lain yang meninggalkan aftertaste pahit. Inilah alasan mengapa banyak orang sangat menikmati kopi Aceh Gayo.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Coffee Shop Paling Instagramable di Depok, Dijamin Dapat Banyak Foto Keren
Kopi Gayo Arabika ini sangat terkenal dari Aceh. Karena rasa pulalah, kopi ini digadang-gadang sebagai salah satu kopi terbaik di dunia.
Kopi Lampung
Berbeda dengan Aceh Gayo yang lebih terkenal dengan jenis kopi Arabikanya, kopi Lampung justru sangat mengunggulkan kopi jenis Robusta. Karakteristik yang sangat terasa dari kopi nusantara asal Lampung teksturnya yang halus, namun rasanya yang cukup kuat.
Metode dry processing yang digunakan dalam pengolahan biji kopi Lampung ini pun diyakini sebagai asal mula cita rasa dan karakteristik yang kuat di dalamnya.
Kopi Toraja
Memiliki nama lain Celebes Kalossi, kopi asal daerah Sulawesi ini memiliki aroma yang sangat khas juga harum. Yang membuatnya cukup disukai adalah tingkat keasaman yang rendah. Keunikan dari karakteristik kopi Toraja terdapat pada kecenderungan rasa floral dan fruity yang dihasilkan. Selain itu, rasa kopinya yang kuat dan sedikit kecut meninggalkan aftertaste yang unik di lidah.
Baca Juga: Semeru Sirup Siapkan Produk Aromatik Kobashi, Tawarkan 5 Rasa Menarik
Kopi Jawa
Produksi biji kopi Jawa umumnya dilakukan dengan metode wet processing sehingga cita rasanya mungkin sedikit berbeda dan tidak sekuat biji kopi yang dihasilkan di Sumatera atau Sulawesi.
Meskipun begitu, jenis kopi Arabika ini sangat dinikmati karena rasanya yang dinilai seimbang. Tingkat keasaman yang medium dan kekentalan yang nggak terlalu pekat menjadi serta semilir aroma rempah yang dihasilkan, membuat ciri khas sendiri saat menenggaknya.
Kopi Bali Kintamani
Karakteristik kopi nusantara yang satu ini adalah cita rasa kesegaran dari asam (citrus) seperti jeruk. Aromanya dianggap eksotis dilengkapi dengan tekstur yang light, membuat kopi ini tidak terlalu terasa pahit dan tidak meninggalkan aftertaste pekat setelahnya.
Oleh sebab itu, kopi jenis ini mungkin saja bisa lebih banyak dinikmati oleh orang-orang yang tidak terlalu suka minum kopi dengan body yang ‘berat’.
Baca Juga: Kopi Lanang dan Efek Dahsyat Usai Menenggaknya: Jangan Kaget Jadi Strong Terus
Kopi Flores Bajawa

Kopi Arabika asal Flores Bajawa ini menghasilkan tingkat keasaman medium serta tekstur rasa yang ringan. Selain dari aromanya yang menggiurkan, karakteristik kopi ini juga dikenal dengan sensasi manis juga cita rasa kacang-kacangan dan herbal di dalamnya.
Keunikan ini yang bisa jadi tidak bisa kamu nikmati pada kopi-kopi lainnya. Tak heran kalau jenis Flores Bajawa ini bisa menembus pasar internasional karena keunggulan tersebut, kan?
Kopi Papua Wamena
Ketajaman aroma dengan cita rasa yang ringan merupakan ciri khas dari kopi nusantara dari bagian timur Indonesia ini. Mirip kopi Bali yang memiliki rasa floral, kopi Papua Wamena juga dilengkapi dengan nuansa harum coklat dan herbal. Aftertaste ‘smokey’ setelah meminumnya pun menjadi ciri khas dan keunikan tersendiri. Teksturnya yang lembut dan tidak berampas juga sangat ramah di mulut.
Asam, aroma dan body
Karakter kopi pertama yang bisa dirasakan sebenarnya adalah tingkat keasaman atau asiditas. Biji kopi yang baik pada dasarnya tentu memiliki keasaman, tetapi dengan tingkat yang rendah. Apabila tingkat asamnya tinggi, maka sajian kopi yang dihasilkan tidak lagi terasa nikmat.
Baca Juga: Vietnam Drip Coffee dan Kisah Panjang di Baliknya: Berkat Orang Prancis
Tingkat keasaman pada kopi sedianya ditentukan oleh sejumlah faktor, di antaranya seperti tempat tumbuh tanaman kopi dan pengolahan kopi. Kopi yang ditumbuhkan di dataran tinggi yang kaya akan mineral gunung berapi akan memiliki tingkat keasaman yang tinggi.
Terkait dengan pengolahan biji kopi, kopi yang diolah secara basah memiliki tingkat keasaman lebih tinggi secara signifikan daripada yang diolah secara kering. Selain itu, tingkat keasaman kopi juga tergantung pada tingginya suhu pemanggangan, jenis pemanggang dan metode pemasakan.

Hal kedua adalah aroma. Aroma kopi yang diterima oleh indera kita terjadi melalui dua mekanisme, yaitu langsung dipersepsi oleh hidung ketika kita mencium aromanya sebelum kita meminum kopi dan secara retronasal. Mekanisme kedua terjadi bila kopi telah berada di mulut atau telah ditelan dan senyawa volatil yang terdapat pada kopi menguap ke atas memasuki saluran nasal.
Nah, tahukah anda bahwa jumlah senyawa volatil yang ditemukan di kopi semakin meningkat setiap tahun. Jika saat ini jumlah senyawa volatil pada kopi menembus angka 800, bukan tidak mungkin jika ditahun-tahun mendatang jumlah ini akan meningkat terus.
Ketiga, yakni body. Body merupakan rasa mantab pada kopi yang dapat anda rasakan dengan membiarkan kopi tetap berada di lidah dan menggosokkannya dengan langit-langit mulut. Body berkisar dari yang ringan hingga berat dan dipengaruhi pemanggangan kopi. Kopi yang dipanggang secara medium dan pekat akan memiliki body yang lebih berat dibandingkan dengan kopi yang dipanggang ringan.
Share