Semeru Ocean - Deretan lukisan dari ampas kopi sangat memikat perhatian jika Anda berkunjung ke pameran Bekasi Coffee Week 2022, yang digelar 3-6 Maret di Summarecon Mal Bekasi. Bagaimana tidak, lukisan-lukisan yang dipajang terlihat sangat indah dan juga eksentrik.
Keheranan perdana yang menyeruak di dalam benak adalah, bagaimana bisa sebuah lukisan dari ampas kopi hadir begitu indah, dengan kombinasi paduan warna monokrom yang menarik, serta objek-objek yang tak sederhana. Singkatnya, sangat memanjakan mata.
Deretan lukisan dari ampas kopi ini ternyata adalah milik dari sebuah komunitas bernama Indonesia Kopi Arts. Lukisan-lukisan ini sengaja dipamerkan di ajang yang turut diinisiasi Semeru Sirup untuk memperkenalkan pada para pegiat kafein, bahwa selain nikmatnya ketika menjadi minuman, ada sebuah karya seni bernilai tinggi lain yang lahir dari sebuah kopi.
Baca Juga: Menuju Petani Kopi Sejahtera di Mata Imas Suryati
Anton Krisdyanto, salah satu penggawa Indonesia Kopi Arts kemudian menjelaskan bagaimana tingkat kerumitan pada sebuah lukisan dari ampas kopi.
Kata pemenang lomba juara dua lukisan kopi yang digelar Dinas Pariwisata DKI Jakarta pada 2018 ini, karakter lukisan ini sangat berbeda. "Lukisan ini memang hanya dua warna atau monokrom saja. Tapi bisa dibilang tiga warna juga sih, yakni ada hitam, coklat, dan putih. Lukisan ini dibuat menggunakan semua hal berbau kopi, ya cairannya, sampai ampas kopinya," kata Anton saat berbincang dengan Semeru Ocean, Sabtu 5 Maret 2022.
Menurut dia, untuk pewarnaan halus, akan digunakan cairan kopinya. Sementara untuk tekstur kasar atau sedikit gelap, maka akan dibubuhkan ampas kopinya. Sedangkan warna putih yang ada pada lukisan, berasal dari warna dasar sebuah kanvas.
Baca Juga: Tetirah Supplies Ramaikan Bekasi Coffee Week 2022, Tawarkan Promo Menarik
Anton bilang, semua jenis kopi pada dasarnya bisa digunakan untuk menjadi bahan dasar lukisan. Akan tetapi ada syarat mutlak yang harus terpenuhi, yakni kopi dengan gilingan halus.
"Kalau favorit kopi ya Tulungagung, dia agak sedikit hijau. Cocok sama warna kulit," katanya lagi.
Kerumitan lukisan ampas kopi
Untuk membuat sebuah lukisan, pada dasarnya seorang pelukis pertama-tama akan melakukan pembuatan sketsa dahulu menggunakan pensil. Ini penting karena lukisan kopi kebanyakan adalah bergenre realis, yang membutuhkan keakuratan wajah seseorang atau objek yang digambar.
Setelah itu seorang pelukis baru melakukan komposisi, menaruhkan bagian-bagian yang samar-samar ke dalam kanvas agar pas. Kemudian, setelah itu, barulah mulai ada penekanan-penekanan baik sedang dan terang dengan menggunakan ampas kopi.
Baca Juga: Ragam Acara Bekasi Coffee Week 2022: Pencinta Kopi Speciality Wajib Merapat
"Baru tonenya mulai dipertajam. Nah untuk yang terang, jangan sampai terkena kopinya. Supaya dia putihnya bagus. Nah yang sangat gelap, baru pakai ampas kopinya. Di antara keduanya, tinggal perpaduan kualitas kopinya. Kalau cenderung banyak air, dia lebih terang warnanya," katanya.
Bicara tingkat kesulitan pasti berbeda-beda. Sebab dalam sebuah lukisan dengan alat ampas kopi, ada hal yang mesti dipelajari. Seperti pori-pori kanvas yang terbuka dan lebih cepat menyerap, cara pengkoreksian ketika salah, dan lainnya.
"Kesulitannya beda-beda, misal pori-pori kanvas terbuka karena menyerap air lebih cepat, atau ada yang licin, menambahkan warna hitam, media yang sering keambil, karena kan dia larut lagi ketemu air," katanya.
Baca Juga: Bekasi Coffee Week 2022: Ratusan Barista Bakal Tampil Unjuk Kebolehan
Ketertarikan Anton sendiri dimulai saat dirinya tak punya uang untuk membeli cat saat hasrat melukisnya muncul. Karena kadung ingin melukis, Anton lalu mencari bahan alami yang ada di rumah untuk meluapkan keinginannya itu.
Saat itu, didapatilah buah naga. Dia lantas mulai melukis dan selesai. Tetapi seminggu kemudian, dia terkejut-kejut saat mendapati warna dari buah naga hilang.
"Itu saat 2018, saya cari bahan yang alami yang ada di rumah. Pertama pernah buah naga, tapi setelah seminggu warnanya hilang. Baru setelah itu saya berpikir lagi, apa yang bertahun-tahun bisa dijadikan bahan lukisan tetapi warnanya tidak hilang."
"Dan kita tahu kopi itu bertahun-tahun warnanya enggak hilang atau berubah warna. Lalu saya coba dan berhasil," katanya.
Dari sanalah dia kemudian terus mengasah kemampuan melukisnya dengan media kopi hingga mengikuti beragam perlombaan, sampai masuk dalam sebuah komunitas. Dari sana pula Anton lalu sadar bahwa potensi bisnis dari lukisan dari ampas kopi sangat menjanjikan.
Trik bikin awet lukisan
Ada satu momok yang hinggap di kepala saat bicara daya tahan lukisan dari ampas kopi. Yakni apakah bisa bertahan lama selama lukisan dari cat minyak, seperti halnya lukisan Raden Saleh, dan Basuki Abdulah yang luar biasa awet.
Terkait hal ini, Anton kemudian menjawabnya. Menurut dia, sejauh ini lukisan kopi awet hingga tahunan. Bahkan bisa jadi sampai puluhan tahun. Adapun trik untuk membuat awet lukisannya yakni menggunakan campuran varnish, serta ada sejumlah trik perlakuan khusus termasuk untuk menghilangkan jamur.
"Varnishnya dua macam, oil dan waterbase harus dipadu itu," katanya ramah.
Berkat keahliannya itu, Anton kini acap mendapat pesanan dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari menengah ke bawah, sampai para pejabat. Kebanyakan lukisan yang dibuat adalah pesanan untuk hadiah kado.
Beberapa lukisan yang dibuat sebut saja Soekarno dan Megawati, kado untuk Anies Baswedan, sampai almarhum Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah. Dalam sebulan Anton menggarap banyak lukisan.
Adapun pesanan biasa dia selesaikan dalam kurun waktu empat hari sampai satu minggu. Jika Anda tertarik, Anda bisa mengontaknya di akun Instagram @krisdyantoanton atau di nomor 0815-1000-7467.
Share