Semeru Ocean - Startup fingerprint untuk bahan makanan yang berbasis di Singapura, ProfilePrint, rupanya kini sudah masuk Indonesia. Ini seirama dengan langkahnya yang juga gencar memperkenalkan ProfilePrint di sejumlah negara selain Indonesia, seperti Eropa, Amerika Latin, Afrika, China, Jepang, hingga Sri Lanka.
ProfilePrint adalah sebuah alat canggih yang menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi sidik jari digital dan bisa mengevaluasi kualitas bahan makanan, seperti biji kopi, biji kakao, hingga daun teh.
Lalu, apa sih ProfilePrint ini, dan mengapa kini banyak diburu perusahaan kopi besar multinasional. Dalam tulisan ini, Semeru Ocean akan merincinya secara detail.
Asal Usul ProfilePrint
Dalam laporan Daily Coffee News, pendiri ProfilePrint Alan Lai mengatakan, alat ini sebenarnya tercipta usai dirinya melakukan perjalanan melintasi Uganda dengan Jeep pada 2012 silam. Ketika itu, dia bertemu dengan seorang petani benih chia yang menjual produk mereka.
Baca Juga: Bisnis Kopi di China Menggila, Merek Asing Dibikin Mati Pelan-pelan
Satu kilogram harganya hanya dijual 67 sen. Pada saat itu, Alan Lai langsung ingat dengan benih yang sama dan dijual di sebuah toko grosir di London, di mana 250 gramnya dijual harga hampir USD8.
“Padahal ini adalah barang yang sama, namun benihnya dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi di pasar lain,” kata Lai. “Tetapi dapatkah kita yakin bahwa apa yang dijual di London sebenarnya memiliki kualitas yang sama dengan yang saya temui di perkebunan Uganda?” kata dia.
Pengalaman inilah yang kemudian menjadi sumber inspirasi baginya untuk mendirikan ProfilePrint lima tahun kemudian. Didirikan pada tahun 2017, ProfilePrint memiliki misi untuk mengoptimalkan rantai pasokan makanan global yang tidak efisien.
Startup ini adalah perusahaan pertama di dunia yang berhasil mengembangkan dan mematenkan teknologi "sidik jari" makanan dengan teknologi AI. Di mana penanda digital dari setiap bahan dibuat dengan menganalisa bahan hingga ke tingkat molekuler.
Baca Juga: Pembuat Mesin Espresso Italia Lelit Dicaplok Breville Senilai Rp1,7 T
Nantinya, pembeli dan penjual dapat mengakses laporan kualitas yang dihasilkan oleh analisa ini. Dokumentasi memberi pembeli cara memastikan kualitas bahan dan memastikan barang sesuai dengan permintaan mereka.
Gantikan Peran Internal
Cara canggih menganalisa bahan lewat pemeriksaan kualitas ini, membuat penilaian terhadap makanan jadi lebih efisien, sekaligus menyempurnakan proses konvensional yang melibatkan pemeriksaan manual, penilaian, dan penyortiran berdasarkan faktor-faktor seperti kualitas, kesegaran, dan nilai pasar.
Umumnya bagi pekerja yang terlibat, ini seringkali merupakan proses yang melelahkan secara fisik dan mental yang dapat menyebabkan bahan dinilai secara tidak konsisten. Dari sudut pandang perusahaan dan klien yang ingin mendapatkan bahan dengan cepat dan dengan biaya serendah mungkin, waktu yang dibutuhkan pekerja untuk menilai dan mencocokkan klien dengan bahan ideal mereka bisa lama dan mahal.
Dan sebagai solusi atas ketidakefisienan ini, ProfilePrint yang berbasis di Singapura kemudian hadir dengan menggabungkan analisis metabolit --produk antara reaksi metabolisme-- dalam sampel biologis, kecerdasan buatan, dan teknologi sensor untuk mengembangkan penganalisis portabel dan platform, di mana pengguna dapat dengan mudah melihat profil kualitas makanannya. Profil tersebut mencakup informasi seperti rasa, kepadatan, kelembapan, dan kemungkinan soal cacat.
ProfilePrint juga mengatakan, alat ini adalah solusi yang dapat menggantikan pemeriksaan kualitas internal yang telah lama diterapkan beberapa bisnis. Dengan begitu, ada cara ampuh dan jitu untuk menentukan kualitas bahan tanpa harus menguji sampel.
Selain itu, profil produk juga bisa disesuaikan dengan permintaan setiap pelanggan, dan tentu saja ini bisa membuka peluang baru. Dengan alat ini pula, perusahaan dapat menghemat 30-60 persen penurunan biaya operasional, tergantung pada metode yang digunakan.
Siapa di Baliknya
ProfilePrint kini punya banyak sumber dana. Di belakangnya, termasuk ada sederet investor yang siap mengucurkan dana, mulai dari perusahaan makanan raksasa global Louis Dreyfus Company, hingga pedagang kopi global kenamaan Sucafina.
Bukan cuma itu, ada pula konglomerat agribisnis pangan Indonesia yang tidak disebutkan namanya turut menjadi investor, lalu ada dana modal ventura yang berbasis di Singapura Greenwillow Capital Management, hingga Real Tech Global Fund yang berbasis di Jepang.
ProfilePrint mengatakan, mereka akan terus memperluas jejaringnya, untuk menumbuhkan penelitian dan pengembangan, dan memperluas lebih jauh jangkauan secara internasional.
Share