Semeru Ocean - Siapa sangka sejarah sirup di dunia berawal dari pohon maple. Ini adalah pohon ajaib yang kerap diceritakan di dongeng peri. Ternyata pohon ini bukan fiksi, tapi benar adanya.
Ya, sejarah sirup di dunia dimulai dari pohon ini. Pohon maple dikenal beragam jenis, namun paling terkenal adalah Acer Sacharrum. Di Kanada, pohon maple jadi pohon nasional, bahkan daunnya jadi lambang bendera kebangsaan mereka.
Umumnya pohon maple berasal dari negara-negara Amerika Utara, dari batangnya bisa mengalir sirup manis dan lezat yang kerap disajikan bersama wafel atau pancake. Sirup berasal dari getah yang kemudian diproses sedemikian rupa jadi layak konsumsi.
Sejarah Sirup Maple di Dunia
Dalam babad sejumlah literasi yang dihimpun Semeru dari perpustakaan nasional Amerika, asal usul maple jadi sirup dilakukan penduduk asli Amerika. Peristiwa ini jauh sebelum orang Eropa temukan benua Amerika.
Akan tetapi, tidak ada yang tahu suku apa yang pertama kali temukan sirup pertama di dunia dari pohon maple. Sebab ada banyak legenda tentang penemuannya.
Salah satu cerita menyebut, ketika itu ada Pangeran Glooskap menemukan beberapa orang-orangnya malah bermalas-malasan dengan meminum sirup langsung dari batang pohon maple.
Sebuah legenda lain juga muncul. Disebutkan dalam tulisan The Atlantic Monthly keluaran April 1896, diceritakan ada seorang wanita bernama Moqua yang hendak masak rusa untuk suaminya Woksis.
Ketika pancinya mendidih kehabisan air, wanita itu lalu mengisi dengan getah maple. Getah itu lalu membentuk sirup dan punya rasa sangat enak bila disajikan dengan daging rusa.
Ada lagi legenda ketiga yang menyebut, ada seorang kepala suku yang melemparkan tomahawk-nya ke pohon. Tetapi pohon itu malah meneteskan getah manis. Aksi kepala suku itu memunculkan ide bagi istrinya untuk memasak daging dalam nira. Dan hasilnya, adalah makanan manis yang lezat.
Metode Awal Pengolahan Sirup
Dahulu, banyak penduduk asli Amerika mengumpulkan getah dan memasak sirup maple dalam wadah dari tanah. Saat mengumpulkan, para penduduk biasanya melubangi pohon dengan kapak. Getah dikumpulkan dan direbus perlahan untuk mengeluarkan airnya hingga jadi sirup.
Pada titik ini, mereka akan membiarkan sirup menjadi dingin dan akan disimpan dalam keranjang. Umumnya, pengumpulan dan perebusan nira dilakukan oleh kaum perempuan di suku tersebut.
Ketika penduduk Eropa menemukan Amerika dan menetap di sana, mereka juga mulai belajar menyadap pohon maple dari penduduk asli. Namun, alih-alih menggunakan baji untuk mengekstrak getah, mereka justru mengebor lubang di pohon menggunakan auger. Mereka lalu memasukkan cerat kayu ke dalam lubang dan menggantung ember untuk mengumpulkan getah.
Getah-getah nantinya akan diangkut menggunakan hewan ke sebuah titik pusat atau gubuk gula, di mana di tempat itu digunakan untuk membuat gula dan sirup. Gula maple jauh lebih populer ketika itu karena biaya yang besar untuk mengimpor gula tebu dari lokasi lain.
Pada tahun 1800-an, inovasi perebusan getah mulai bermunculan. Dan sekitar tahun 1850, panci logam sudah mulai tersedia yang memotong banyak waktu pemrosesan. Alat ini dianggap jauh lebih efisien ketimbang ketel besi yang digunakan sebelumnya. Dan sekira tahun 1900, timah di bagian bawah panci dibuat membentuk cerobong asap yang semakin memperbesar luas permukaan.
Teknologi Terus Hadir
Karena meningkatnya ketersediaan gula tebu selama tahun 1800-an, banyak produsen lalu mengalihkan fokus mereka dari gula maple ke sirup maple. Majunya perkembangan teknologi ketika itu, semakin memudahkan mereka untuk memproduksi sirup dalam jumlah yang lebih besar lagi.
Majunya teknologi ketika itu, terlihat dari penggunaan kantong plastik yang menggantikan peran ember yang digantung untuk wadah getah. Demikian juga halnya dengan kehadiran traktor yang mulai dipakai untuk menggantikan hewan penarik untuk angkut getah dalam jumlah besar dari pohon maple ke gubuk.
Selain itu, mereka juga mulai menggunakan enyadap bertenaga motor dan sistem pipa logam untuk menyederhanakan transfer getah dari pohon ke evaporator. Pilihan bahan bakar untuk memasak getah juga tambah beragam. Kalau dulu hanya kayu, lalu berlanjut ke penggunaan mintak, gas alam, propana, sampai beragam cara lain seperti penguapan.
Pada 1970-an, kemajuan teknologi membuat para produsen sirup merampingkan proses mereka lagi. Misalnya, pompa vakum yang dipilih untuk digunakan memindahkan getah melalui sistem pipa plastik yang membentang dari pohon ke gubuk gula mereka.
Baca Juga: Mengenal Empat Perbedaan Sirup dan Squash
Produsen juga mulai menggunakan mesin reverse osmosis untuk menghilangkan air dari nira sebelum terjadi perebusan. Wadah penyimpanan juga menjadi lebih besar dan lebih efektif. Intinya, ada banyak pilihan yang bisa digunakan.
Tergantung pada metode apa yang ingin mereka gunakan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi. Karen dengan begitu, bisa menurunkan harga yang dibebankan kepada pelanggan. Yang pasti, prosesnya tidak banyak berubah dari metode asli yang digunakan oleh penduduk asli Amerika awal saat menemukan sirup pertama kali di dunia.
Share