Semeru Ocean - Tren latte art di Indonesia ternyata makin menjadi-jadi. Perkembangan ini lantaran besarnya antusias kaum milenial untuk melukis di atas espresso dengan uap susu makin tinggi seiring kian populernya coffee bar di Tanah Air.
Bagaimana tidak, data mengungkap, jumlah postingan kopi “fotogenik” di Instagram telah meningkat 4.500 persen sejak 2015. Di mana sebagian besar dari postingan ini menampilkan tagar #latteart.
Fakta itu jelas menggambarkan bahwa proliferasi gambar seni latte di platform media sosial terutama Instagram telah membantu mendorong tren ini melambung drastis. Termasuk juga peningkatan teknologi dan makin banyaknya barista yang dapat menyempurnakan keterampilan.
Lalu benarkah tren latte art sudah ikutan makin edan di Indonesia? Terkait hal ini Professional Barista, Latte Artist, serta Latte Art Trainer Irma Purnama Roseta angkat bicara. Hal itu disampaikan saat berbincang dengan Semeru Ocean, pada Minggu 6 Maret 2022, di Summarecon Mall Bekasi, Jawa Barat.
Baca Juga: Mengenal Barista Cantik Ceacilia Celinne: Pahitnya Kopi Seketika Lenyap
Bertumbuh cepat
Irma Roseta mengatakan dirinya sangat terpesona dengan perkembangan tren melukis pada media espresso di Indonesia yang memang bertumbuh cepat sekali. Hal ini berbeda saat dirinya partama kali terjun menjadi seorang barista pada 2009 lalu.
Latte art sendiri adalah teknik penyajian kopi dengan menuangkan foam pada espresso. Teknik penyajian ini akan menghasilkan pola atau pattern yang beragam di lapisan atas sebuah espresso.
Walau latte art sudah dikenal lama, tetapi perkembangannya, kata Irma, tidak sebesar saat ini. Perkembangannya baru melejit sejak 2013, saat booming kopi spesial mulai menggejala di negeri ini. Ditambah, makin banyaknya event latte art competition dan event barista competition yang digelar, serta apresiasi tinggi dari asosiasi kopi di Tanah Air.
"Cuma bedanya dulu apresiasi konsumen lebih tinggi ke latte art artist. Kalau sekarang kan berkurang karena mungkin mereka sering lihat di tiap coffee shop tiap hari. Tetapi kalau sekarang kita diapresiasi dari asosiasi kopi ya, makanya tiap tahun selalu ada kompetisi, sampai yang ke internasional begitu. Di mana kita bisa kembangkan skill dari banyaknya kompetisi yang ada," katanya.
Baca Juga: Anak Cilincing Bikin Gempar BCW 2022: Perdana Ikut Lomba Langsung Juara
Contoh kecil perkembangan pesat skill latte art artist setidaknya, dikatakan Irma, bisa dilihat di event Bekasi Coffee Week 2022 yang baru saja selesai dijurikannya. Kata Irma, skill dan kepiawaian melukis para latte art artis terlihat makin merata.
"Makin mengejutkan, kalau dilihat barista-barista sekarang progressnya lebih cepat. Kalau dari umur sebenarnya banyak barista baru, tetapi mereka bagus-bagus karyanya."
"Kelihatan mereka cepat belajar, lalu goresan-goresannya juga oke-oke. Semakin senang karena anak muda sekarang banyak yang suka latte art, sehingga regenerasi bagus lah," kata wanita yang pernah dipercaya menyuguhkan kopi untuk Presiden Jokowi ini kala berada di Bandung.
Irma bilang, dari satu kompetisi saja, 70 persen pesertanya dianggap sudah memiliki basic yang bagus. Sehingga hanya dibutuhkan asah keterampilan saja untuk membuat karyanya makin ciamik lagi.
Baca Juga: Menuju Petani Kopi Sejahtera di Mata Imas Suryati
Irma yang dikenal sebagai pemenang Indonesia Coffee Master (ICM) 2018, serta juri tersertifikasi pada Indonesia Latte Art 2018 ini bilang, semakin menggembirakan melihat para latte art artis di Tanah Air kini juga banyak yang getol memodifikasi, mengeksplore pattern-pattern yang ada.
Walaupun, dia mengakui sebetulnya pattern-pattern para barista lokal masih banyak mengacu barista-barista di luar negeri. "Mereka rajin ngulik pattern, sehingga skill mereka makin cepat meningkat," kata Irma yang juga istri dari latte art artis kenamaan Tanah Air, Ovie Kurniawan.
Teknik dasar latte art
Pada dasarnya untuk menjadi seorang latte art artist ada sejumlah hal yang dikuasai. Kata Irma, pertama-tama orang tersebut harus memiliki kontrol emosi yang baik, kesabaran, sampai pada kontrol fokus yang baik. Dan cerminan sejumlah hal itu akan nampak jelas pada hasil karya ketika ikut kompetisi.
Irma saja mengaku menghabiskan waktu hingga tiga tahun untuk sekadar ahli membuat pattern roseta. Latihan terus dilakukan sampai menghabiskan lima karton susu tiap bulannya. Itu karena menuangkan desain simetris dan kontras tinggi dengan garis yang bersih dan tajam membutuhkan banyak latihan dan kesabaran.
Baca Juga: Tetirah Supplies Ramaikan Bekasi Coffee Week 2022, Tawarkan Promo Menarik
"Bikin latte art itu memang susah banget, harus dilatih emosinya, kesabaran kita diuji, sama lebih ke kontrol fokus. Memang harus kerja keras, tidak sebentar. Untuk sekadar pattern basic seperti hati saja, butuh waktu yang tak sebentar untuk dapat hasil sempurna," katanya.
Apalagi, lanjut dia, latte art juga berpengaruh pada rasa. Maka itu ada sejumlah teknik yang mesti dikuasai, mulai dari mixing, pouring, dan sebagainya.
Latte art yang baik dikatakan akan menampilkan desain gambar yang berbentuk tegas, jelas, tidak ada water streak dan terdapat perbedaan yang kontras antara crema dan milk foam. Bila latte art dibuat dengan baik, maka dapat bertahan selama 30-45 menit.
Untuk pemula, lanjut Irma, seorang barista harus bisa menguasai tiga pattern basic, yakni gambar hati, tulip dan roseta. Jika itu sudah dikuasai, maka akan lebih mudah mengaplikasikan pattern-pattern lain menjadi lebih beragam dan rumit, seperti bunga, bebek, kelinci, atau hewan-hewan lain dari hasil penggabungan tiga pattern basic tersebut.
Ada beberapa hal lain yang patut jadi perhatian seorang barista saat membuat latte art bagus. Walau industri kopi telah berubah secara signifikan sejak tahun 1980-an, tetapi pada dasarnya keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat seni latte sebagian besar tetap sama.
Baca Juga: Indahnya Lukisan dari Ampas Kopi, Tapi Bisa Tahan Berapa Tahun?
Yakni seorang barista harus meregangkan dan menggulung susu dengan kecepatan yang tepat, jika tidak susu akan mengandung gelembung udara yang terlalu besar atau terlalu kecil. Catatan lainnya, bahwa segelas espresso kental dan susu berkualitas tinggi juga penting untuk menghasilkan seni latte berkualitas tinggi.
Terpenting lainnya, adalah posisi memegang jug dan kemiringan jug pada saat frothing. Sebab hal ini akan mempengaruhi hasil dari foam yang terbentuk. Selain itu, suhu pada susu juga disebut bakal mempengaruhi hasil akhir. Jika susu terlalu panas hingga di atas 70 ̊C maka susu akan pecah dan rasa susu menjadi hambar.
Pemilihan alat dalam membuat milk foam juga berpengaruh, karena dibutuhkan tekanan tinggi untuk menghasilkan milk foam yang berbuih kecil dan halus.
Masa depan seni lukis di kopi
Pada kesempatan itu Irma kemudian menyinggung masa depan seni latte art saat ditanya oleh redaksi Semeru. Irma mengaku optimistis bahwa latte art akan terus ada dan memiliki jalan panjang sendiri.
Alasan kuat itu disampaikan karena bidang kopi spesial, serta kualitas seni latte belakangan selalu meningkat, dan semakin banyak orang pula yang terus berinovasi. Jika dahulu hanya tiga gambar, hati, tulip, dan roseta, kini banyak gambar hewan yang terus bermunculan, bahkan tren munculnya latte art tiga dimensi.
Baca Juga: 6 Merek Kopi Saset Pakai Obat Kuat, Abyatar Ungkap Betapa Jahat Cara Mainnya
Beberapa desain seni latte yang lebih kompleks dan kreatif setidaknya telah dipopulerkan melalui kompetisi – terutama kejuaraan seni latte kelas nasional dan internasional.
"Prediksi saya, akan ada terus selama coffee shop ada. Harusnya terus beregenerasi ya, apalagi dengan banyaknya kompetisi yang digelar. Dan para senior saja terus berbagi ilmu dengan para junior-junior. Satu hal yang pasti, latte art akan tetap ada," kata Head Barista di Sejiwa Coffee Bandung ini.
Andaipun saat ini sudah ada mesin yang bisa menggambar art bar dengan mesin, Irma tetap memastikan itu tak akan bisa mengalahkan karya yang dibuat oleh tangan latte art artist. Apalagi, foam yang dituang punya peran penting untuk memperkaya rasa yang ditampilkan. "Beda sekali kalau gambar cetakan mesin dengan hasil tangan sendiri. Perbedaannya cukup jelas, jadi saya sangat yakin itu tak akan menggeser," katanya mengakhiri wawancara.
Share